Rabu, 24 September 2025

Sampah Masyarakat, Dosa Bersama

LATIF SAFRUDDIN
SEKRETARIS BPD SUMBEREJO


Setiap hari kita menghasilkan sampah. Dari bungkus jajanan, botol plastik, hingga sisa makanan. Setelah dibuang, kita merasa urusan selesai. Padahal, tumpukan sampah yang kini memenuhi sungai, jalan, hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah bukti bahwa masalah ini bukan hilang, tetapi hanya berpindah tempat.

Lalu siapa yang bertanggung jawab? Pemerintah sering disalahkan karena pengelolaan sampah yang buruk, truk pengangkut terbatas, hingga TPA yang overload. Namun, bukankah masyarakat juga punya andil? Warga masih sering membuang sampah sembarangan, ke selokan, ke sungai, bahkan membakarnya tanpa peduli dampak kesehatan. Ironisnya, ketika banjir datang karena selokan tersumbat, suara yang paling keras menyalahkan justru datang dari mereka yang ikut membuang sampah sembarangan.

Sampah adalah dosa bersama. Pemerintah lamban menyediakan sistem, masyarakat malas menjaga lingkungan. Dan dosa ini akhirnya dibayar mahal oleh generasi sekarang: banjir, penyakit, dan lingkungan yang rusak.


Solusi yang Bisa Kita Lakukan

1. Mulai dari rumah tangga. Pisahkan sampah organik dan anorganik. Organik bisa jadi kompos, anorganik bisa dijual atau didaur ulang.

2. Kurangi plastik sekali pakai. Bawa tas belanja sendiri, botol minum isi ulang, dan wadah makanan.

3. Bangun bank sampah. RT, RW, dan desa bisa menjadikannya solusi ekonomi dan kebersihan sekaligus.

4. Sanksi tegas. Warga yang membuang sampah sembarangan harus ditindak, bukan sekadar ditegur.

5. Pemerintah hadir serius. Bukan hanya mengangkut sampah, tapi juga menyiapkan fasilitas daur ulang dan edukasi berkelanjutan.

Sampah tidak bisa disulap hilang begitu saja. Ia akan tetap ada selama kita masih menutup mata. Bila pemerintah dan masyarakat sama-sama mengabaikan, maka sampah akan terus menjadi dosa kolektif yang menumpuk dari generasi ke generasi.

Saatnya bertanya pada diri sendiri: apakah kita masih mau menambah dosa itu, atau mulai menebusnya dengan perubahan sederhana?


0 Comments:

Posting Komentar